Slider[Style1]

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

KENAPA HARUS MENGHORMATI GURU

Ada seorang pemuda bertanya kepada Habib Umar.

“Kenapa engkau membiarkan murid-muridmu menunduk badannya dan mencium tanganmu berbolak balik? Tidak tahukah engkau itu perbuatan yang syirik?


Engkau seolah-olah membuat murid-muridmu menyembah sesama mahkluk? Tidakkah hanya Allah yang layak disembah? Tunduk kepada makhluk adalah perbuatan syirik.”

Habib Umar hanya tersenyum mendengar ucapan dan pertanyaan dari seorang pemuda tersebut.

Lantas Habib Umar memanggil pemuda tadi dan mendekatinya.

Habib Umar mengambil pena yang ada di dalam saku baju pemuda tersebut kemudian menjatuhkannya kebawah.

Ketika si pemuda ini menundukkan kepala dan badannya kebawah guna mengambil pena tersebut, Habib Umar menahannya dan berkata:

“Jangan menunduk! Tidakkah merunduk kepada makhluk adalah bathil?”

“Tidak, aku hanya ingin mengambil penaku dibawah.”

Lantas Habib Umar berkata: “Aku ini ibaratkan pena, seorang pencari ilmu tidak akan mendapat ilmu jika tidak mempunyai pena. Begitu juga dengan murid-muridku, mereka menghargai dan menghormatiku bukan atas permintaaanku, aku tidak pernah memaksa, aku tidak pernah menyuruh mereka mencium tanganku, tetapi ketahuilah wahai pemuda. Seorang pencari ilmu tidak akan mendapatkan setetespun ilmu yang bermanfaat jika dia tidak menghormati gurunya.”

We Love RasulAllah.

ﺁﻟﻠّﻬُﻢَ ﺻَﻠّﯿ! ﻋَﻠﮱ ﺳَﻴّﺪﻧَﺂ ﻣُﺤَﻤّﺪْ ﻭَ ﻋَﻠﮱ ﺁﻝِ ﺳَﻴّﺪﻧَﺂ ﻣُﺤَﻤَّﺪ

Allahumma Solli Ala Sayyidina Muhammad, Wa'ala Aa Lii Sayyidina Muhammad. “ Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada penghulu kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga penghulu kami Nabi Muhammad ".

Ada seorang pemuda bertanya kepada Habib Umar. “Kenapa engkau membiarkan murid-muridmu menunduk badannya dan mencium tanganmu berbolak b...

Kekuasaan Malaikat Izrail Yang ALLAH Tugaskan Mencabut Nyawa Manusia

Malaikat Izrail biasa disebut sebagai malaikat maut atau malaikat pencabut nyawa. Disebutkan dalam hadits dari Nabi Muhammad Saw, bahwa Allah SWT dalam menciptakan malaikat melebihi besarnya beberapa langit dan beberapa bumi. Seandainya seluruh air laut dan sungai ditumpahkan keatas kepalanya, maka tidaklah setetes air itu juga jatuh ke bumi. Seandainya seluruh air laut dan sungai ditumpahkan keatas kepalanya, maka tidak setetes air itu jatuh ke bumi.


Sesungguhnya pada malaikat Izrail, Allah SWT telah memberikan kekuasaan(kekuatan) yaitu bagian timur dan bagian barat bumi dihadapan malaikat Izrail, bagaikan meja yang telah diletakkan diatasnya sesuatu, yang diletakkan dihadapan seseorang agar memakannya, apa yang disukainya. Demikian itulah, malaikat Izrail yang mempunyai kekuatan membolak-balikan bumi, sebagaimana seseorang yang begitu mudahnya dalam membolak-balikan sekeping mata uang.

Dan sesungguhnya malaikat Izrail telah diikat dengan rantai 70.000 yang setiap rantai panjangnya sekitar 1000 tahun. Sedangkan para malaikat yang lain tidak mendekati malaikat Izrail, karena tidak mengetahui dimana tempatnya, tidak mendengar suaranya dan mereka juga tidak mengetahui keadaan malaikat Izrail walau sampai kapan pun juga. Ketika Allah SWT telah mencipatkan malaikat Izrail, maka dia telah memerintahkan pada malaikat Izrail untuk memegang maut(mencabut nyawa). Lalu malaikat Izrail berkata: “ Ya Allah, apakah maut itu?” maka Allah memerintahkan kepada hijab untuk membuka diri hingga malaikat Izrail mengetahui apa maut itu. Kemudian Allah SWT berfirman kepada malaikat : “, “berhentilah semua malaikat kepada maut ini:” malaikat berhentilah semua malaikat, lalu Allah SWT memrintahkan kepada maut: “Terbanglah diatas semua malaikat, dan bentangkanlah seluruh sayap-sayapmu dan semua malaikat telah menyaksikan “. Maka tersungkurlah para malaikat semuanya dalam keadaan pingsan selama 1000tahun lamanya. Dan pada saat para malaikat sudah sadar dari pingsannya lalu mereka bertanya kepada Allah SWT : “ Ya Tuhan kami , sudahkah tuan menciptakan mahluk yang lebih besar dari ini ?”. maka Allah SWT berfirman: “ Akulah yang telah menciptakan dan Akulah yang lebih besar darinya dan sungguh semua mahluk akan mengalaminya(merasakannya)”.

Kemudian Allah SWT berfirman kepada malaikat Izrail:” Wahai Izrail, peganglah maut itu karena dia itu telah kuasakan kepadamu”. Lalu malaikat Izrail menjawab : ‘’Wahai Allah, dengan kekuatan yang bagaimana aku harus memegangnya padahal dia lebih besar dari diriku ini.” Kemudian Allah SWT memberikan kekuatan kepada malaikat Izrail lalu dia mengambilnya dan tenanglah maut ditangan malaikat Izrail.

Maka maut itu pun berkata: “Wahai Allah, izinkanlah aku untuk berteriak diseluruh langit sekali lagi”. Kemudian Allah SWT mengizinkannya, maka berteriaklah maut itu dengan suara lantang dan keras: ‘ Aku adalah maut, yang memisahkan antara anak dan ibunya, aku adalah maut yang memisahkan antara saudara laki-laki dan sudara perempuan, aku adalah maut yang merusak rumah-rumah dan gedung-gedung yang kokoh menjulang tinggi , aku adalah maut yang meramaikan kuburan, aku adalah maut yang mencarimu dan menemukanmu, meskipun kamu berada dalam gedung yang terkunci dengan rapat dan tidak ada sesuatu mahluk pun kecuali akan merasakanku”.

Ketika maut mendatangi orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan orang-orang yang celaka, maka maut itu datang dan turunlah disebelah kirinya(orang yang kafir). Ia berupa malaikat yang hitam legam wajahnya, matanya melotot dengan membawa berbagai macam siksa yang sangat pedih. Lalu duduklah para malaikat adzab itu didekat dengan orang yang keadaan sekarat itu hingga malaikat maut (Izrail) datang kepadanya.

Dan apabila malaikat maut telah datang kepada seseorang diantara mereka, maka berdirilah dihadapan jiwa orang tersebut , lalu ia bertanya :” Siapakah engkau dan apa yang engkau inginkan dariku?”. Malaikat Izrail menjawab :” Aku adalah malaikat maut, yang akan mengeluarkanmu dari dunia ini dan menjadikan anak-anakmu dalam keadaan yatim, istri-istrimu dalam keadaan janda, harta-hartamu yang akan terwarisi oleh ahli-ahli warismu, yang mereka tidak kamu senangi dikala hidupmu.

Malaikat Izrail biasa disebut sebagai malaikat maut atau malaikat pencabut nyawa. Disebutkan dalam hadits dari Nabi Muhammad Saw, bahwa All...

KISAH PENCIPTAAN MALAIKAT MALIK


WUJUD MALAIKAT MALIK

Malaikat Malik mempunya tangan dan kaki yang bilangannya sama dengan jumlah ahli neraka. Setiap kaki dan tangan itu bisa berdiri dan duduk, serta dapat membelenggu dan merantai setiap orang yang dikehendakinya. Menurut kisah, karena Malaikat Malik memiliki wujudnya yang sangat menyeramkan, ketika Malaikat Malik melihat kearah Neraka maka sebagian api memakan api yang lain karena rasa takutnya kepada Malaikat Malik.

Dikatakan pula bahwa ketika Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam naik ke Sidrat al-Muntaha, ia bertemu dengan Malaikat Malik yang kemudian menunjukkan pandangan sekilas tentang penderitaan di Neraka. Sejak saat itu pula Malaikat Malik tidak pernah tersenyum. Memiliki tubuh yang sangat besar, wajahnya menampakkan kemarahan, terlihat amat menakutkan, sangat kejam, tidak kenal kompromi, di antara kedua matanya terdapat pusat syaraf yang seandainya ia menatap bumi pasti orang-orang yang ada didalamnya mati tiada tersisa.


KISAH MALAIKAT MALIK DENGAN NERAKA

Mansur bin Amar berkata: Telah sampai kepadaku riwayat bahwa Malaikat Malik ditugaskan menjaga api neraka itu memiliki tangan yang banyak sekali sebanyak jumlah penghuni neraka, setiap kali Malaikat Malik menyiksa ada tangan yang mendirikan dan mendudukkan dan mengikat penghuni neraka dengan rantai. Kalau Malaikat Malik memandang ke neraka maka penghuni neraka akan memakan sesama mereka karena takutnya mereka kepada Malaikat Malik.

Huruf “Al-Basmalah” itu ada sembilan belas dan huruf pada “Az-Zabaniyah” itu juga ada sembilan belas. Mereka dinamakan demikian itu (Zabaniyah) karena mereka itu bisa bekerja dengan kaki mereka seperti mereka bekerja dengan tangan mereka. Satu malaikat Zabaniyah bisa mengambil 10.000 orang kafir dengan satu tangan, begitu juga dengan tangan yang lagi satu, 10.000 dengan salah satu kakinya yang dua. Malaikat Zabaniyah bisa menyiksa 40.000 orang kafir serentak dengan kekuatan dan kedahsyatan.

Malaikat Malik adalah penjaga neraka dan yang 18 juga sepertinya, mereka adalah pemimpin malaikat dan di bawah tiap-tiap pemimpin itu ada penjaganya yang mana jumlahnya hanya Allah yang tahu. Mata mereka laksana kilat yang menyambar, gigi mereka seperti putihnya tanduk sapi, bibir mereka menyentuh tapak kaki, mulut mereka mengeluarkan api. Antara dua bahu segala malaikat jauh perjalanan selama setahun.

Allah telah menciptakan mereka tanpa ada sedikitpun rasa kasih sayang dan salah satu malaikat turun ke dalam lautan api selama 40 tahun, tetapi api tidak langsung membahayakan mereka karena cahaya itu lebih kuat dari api yang panas. Malaikat Malik berkata: “Lemparkanlah mereka ke dalam neraka!”.

Ketika malaikat Zabaniyah melemparkan orang-orang yang berbuat dosa ke dalam neraka, maka mereka semua berkata: “Laa ilaha illallah!”

Api tidak dapat membakar mereka, Malaikat Malik berkata: “Wahai api, tidakkah kamu membakar mereka?”

Api berkata: “Wahai Malik, bagaimana aku ingin membakar mereka sedangkan mereka menyebut” Laa ilaha illallah! “

Malaikat malik berkata: “Ya, begitulah Allah, Tuhan pemilik Arasy yang agung telah memerintahkan.”

Kemudian api pun membakar tubuh mereka sampai kedua telapak kakinya, ada yang dibakar sampai ke lututnya, ada yang dibakar sampai pusarnya dan ada sampai ke tengkoraknya. Bila api hendak membakar muka mereka maka Malaikat Malik berkata kepada api: “Wahai api, janganlah kamu bakar muka mereka karena mereka pernah sujud kepada Allah dan janganlah kamu bakar hati mereka karena mereka pernah berdahaga dari beratnya puasa dalam bulan Ramadhan.”

SIFAT API NERAKA DAN AHLINYA

Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah s.a.w. bersabda: “Api neraka telah dinyalakan selama seribu tahun sehingga merah, kemudian dilanjutkan seribu tahun sehingga putih, kemudian dilanjutkan seribu tahun sehingga gelap bagaikan malam yang kelam.”

Diriwayatkan bahawa Yazid bin Martsad selalu menangis sehingga tidak pernah kering air matanya dan ketika ditanya, maka dijawabnya: Andaikata Allah s.w.t. mengancam akan memanjarakan aku didalam bilik mandi selama seribu tahun. nescaya sudah selayaknya air mataku tidak berhenti maka bagaimana sedang kini telah mengancam akan memasukkan aku dalam api neraka yang telah dinyalakan selama tiga ribu tahu.”


Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari mujahid berkata: “Sesungguhnya dijahannam ada beberapa perigi berisi ular-ular sebesar leher unta dan kala sebesar kaldai, maka larilah orang-orang ahli neraka keular itu, maka bila tersentuh oleh bibirnya langsung terkelupas rambut, kulit dan kuku dan mereka tidak dapat selamat dari gigitan itu kecuali jika lari kedalam neraka.”

Abdullah bin Jubair meriwayatkan bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda: “Bahawa didalam neraka ada ular-ular sebesar leher unta, jika menggigit maka rasa pedih bisanya tetap terasa hingga empat puluh tahun. Juga didalam neraka ada kala sebesar kaldai, jika menggigit maka akan terasa pedih bisanya selama empat puluh tahun.”

Al-a’masy dari Yasid bin Wahab dari Ibn Mas’ud berkata: “Sesungguhnya apimu ini sebahagian dari tujuh puluh bagian dari api neraka, dan andaikan tidak didinginkan dalam laut dua kali nescaya kamu tidak dapat mempergunakannya.”

Mujahid berkata: “Sesungguhnya apimu ini berlindung kepada Allah swt dari neraka jahannam.” Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya seringan-ringan siksa ahli neraka iaitu seorang yang berkasutkan dari api nerka, dan dapat mendidihkan otaknya, seolah-olah ditelinganya ada api, dan giginya berapi dan dibibirnya ada wap api, dan keluar ususnya dari bawah kakinya, bahkan ia merasa bahawa dialah yang terberat siksanya dari semua ahli neraka, padahal ia sangat ringan siksanya dari semua ahli neraka.”

Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Amr r.a. berkata: “Orang-orang neraka memanggil Malaikat Malik tetapi tidak dijawab selama empat puluh tahun, kemudian dijawabnya: “Bahawa kamu tetap tinggal dalam neraka.” Kemudian mereka berdoa (memanggil) Tuhan: “Ya Tuhan, keluarkanlah kami dari neraka ini, maka bila kami mengulangi perbuatan-perbuatan kami yang lalu itu bererti kami zalim.” Maka tidak dijawab selama umur dunia ini dua kali, kemudian dijawab: “Hina dinalah kamu didalam neraka dan jangan berkata-kata.”

Demi Allah setelah itu tidak ada yang dapat berkata-kata walau satu kalimah, sedang yang terdengar hanya nafas keluhan dan tangis rintihan yang suara mereka hampir menyamai suara himar (kaldai).

Qatadah berkata: “Hai kaumku, apakah kamu merasa bahawa itu pasti akan terkena pada dirimu, atau kamu merasa akan kuat menghadapinya. Hai kaumku, taatlah kepada Allah s.w.t. itu jauh lebih ringan bagi kamu kerana itu, taatilah sebab ahli neraka itu kelak akan mengeluh selama seribu tahun tetapi tidak berguna bagi mereka, lalu mereka berkata: “Dahulu ketika kami didunia, bila kami sabar lambat laun mendapat keringanan dan kelapangan, maka mereka lalu bersabar seribu tahun, dan tetap siksa mereka tidak diringankan sehingga mereka berkata :

Ajazi’na am sobarna malana min mahish (Yang bermaksud) Apakah kami mengeluh atau sabar, tidak dapat mengelakkan siksa ini.Lalu minta hujan selama seribu tahun sangat haus dan panas neraka maka mereka berdoa selama seribu tahun, maka Allah s.w.t. berkata kepada Jibril: “Apakah yang mereka minta?”. Jawab Jibril: “Engkau lebih mengetahui, ya Allah, mereka minta hujan.” Maka nampak pada mereka awan merah sehingga mereka mengira akan turun hujan, maka dikirim kepada mereka kala-kala sebesar kaldai, yang menggigit mereka dan terasa pedih gigitan itu selama seribu tahun. Kemudian mereka minta kepada Allah s.w.t. selama seribu tahun untuk diturunkan hujan, maka nampak mereka awan yang hitam, mereka mengira bahawa itu akan hujan, tiba-tiba turun kepada mereka ular-ular sebesar leher unta, yang menggigit mereka dan gigitan itu terasa pedihnya hingga seribu tahun, dan inilah ertinya: Zidnahum adzaba fauqal adzabi. (Yang bermaksud) Kami tambahkan kepada mereka siksa diatas siksa.

Kerana mereka dahulu telah kafir, tidak percaya dan melanggar tuntutan Allah s.w.t., kerana itulah maka siapa yang ingin selamat dari siksaan Allah s.w.t. harus sabar sementara atas segala penderitaan dunia didalam mentaati perintah dan menjauhi larangan Allah s.w.t. dan menahan syahwat hawa nafsu sebab syurga neraka diliputi syahwat-syahwat.

WUJUD MALAIKAT MALIK Malaikat Malik mempunya tangan dan kaki yang bilangannya sama dengan jumlah ahli neraka. Setiap kaki dan tangan itu b...

KISAH WAFATNYA HABIB ABDUL QODIR BIN ABDURRAHMAN ASSEGAF

HABIB ABDUL QODIR BIN ABDURRAHMAN ASSEGAF (Ayahanda Habib Syekh bin Abdul Qadir Assegaf - Solo) Meninggal di hari Jum'at Ketika Menjadi imam Sholat Jum'at, pada saat Sujud Terakhir.
.

Shaf pertama penuh berdesak-desakan. Habib Abdul Qadir bin Abdurrahman Assegaf mengisyaratkan kepada Habib Najib bin Thoha Assegaf agar maju ke shaf pertama di belakang beliau.

Melihat shaf pertama yang telah penuh berdesak-desakkan itu Habib Najib bin Thoha berkata, “Shaf pertama telah penuh, wahai Habib.”

Mendengar jawaban itu Habib Abdul Qadir menjawab dengan penuh kewibawaan, “Wahai anakku, majulah, kau tak mengetahui maksudku!”

Jawaban itu menjadikan Habib Najib bin Thoha spontan maju ke shaf pertama, walaupun harus memaksakan diri mendesak shaf yang telah penuh itu.

“Allaahu akbar”.
Shalat Jum’at mulai didirikan. Habib Abdul Qadir membaca surat al-Fatihah, lalu membaca surat setelahnya dalam keadaan menangis. Di rakaat kedua pada sujud terakhir, beliau tak kunjung bangkit dari sujudnya. Suara nafasnya terdengar dari speaker masjid.

Karena sujud itu sudah sangat lama, maka Habib Najib bin Thoha memberanikan diri untuk menggantikan beliau.
“Allaahu akbar”, ucapan salam untuk mengakhiri shalat diucapkan.

Para jamaah berhamburan lari ke depan ingin mengetahui apa yang terjadi pada habib Abdul Qadir.

Saat itu mereka mendapati Habib Abdul Qadir tetap dalam keadaan sujud tak bergerak. Lalu tubuh yang bersujud itu dibalik oleh para jamaah, dan terlihatlah wajah Al-Habib Abdul Qadir Asssegaf.

MasyaAllah, setiap orang yang melihat wajah beliau, menitikkan air mata. Bagaimana tidak menitikkan air mata? Mereka melihat wajah Habib Abdul Qadir tersenyum dengan jelas sekali, tersenyum bahagia.

Habib Abdul Qadir wafat dalam keadaan menikmati amal yang paling terindah.

Di saat melakukan ibadah yang teragung yaitu shalat. Mendirikan shalat itu dalam kondisi yang terutama, yaitu shalat berjamaah. Melakukan shalat yang bermuatan besar, yaitu shalat Jum’at. Pada saat melaksanakan rukun shalat yang terutama, yaitu sujud. Dalam posisi yang terpenting, yaitu sebagai imam shalat Jum’at. Di tempat yang paling utama, yaitu masjid. Di hari yang paling utama, yaitu hari Jum’at.

-------------------------------------------------------------------
يَا اللهُ بِهَا يَا اللهُ بِهَا يَا الله بِحُسْنِ الْخَاتِمَة
Ya Allah ... aku memohon jadikanlah akhir hidupku kelak sebaik baik akhiran (Khusnul Khotimah). Aamiin .

HABIB ABDUL QODIR BIN ABDURRAHMAN ASSEGAF (Ayahanda Habib Syekh bin Abdul Qadir Assegaf - Solo) Meninggal di hari Jum'at Ketika Menjadi ...

Ternyata Catatan AMAL BAIKKU HILANG Dari Buku Catatan AMALKU


Sering kali saya mengingatkan diri, dengan postingan seperti ini semoga bermanfaat juga untuk saudaraku yang lain.mari kita berusaha jauhi menggosip, menghibah maupun menggunjing kejelekan orang lain.apalagi didalam bulan suci Ramadhan ini, tentunya bisa berpengaruh pada kualitas ibadah puasa kita.

dikutip dari kitab min syawahidil mubalighin
Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda, Salah seorang dari kalian akan datang di Hari Kiamat dan berdiri di depan Mahkamah Allah subhanahu wata'ala. Kemudian Buku catatan amalnya diberikan kepadanya, namun ia tidak mendapati amal baik yang pernah ia lakukan.

Ia pun berkata, “Tuhanku, ini bukanlah buku catatan amalku. Sungguh aku tidak mendapati ketaatan yang telah aku lakukan.”

Kemudian Allah berkata kepadanya, “Sungguh Tuhanmu tidak akan salah dan lupa. Amalmu hilang karena engkau menggunjing orang lain.”

Lalu datanglah seorang yang lain dan diberikan pula buku catatan amal kepadanya. Ia pun melihat kebaikan dan ketaatan yang begitu banyak. Dia berkata, “Tuhanku, ini bukanlah buku catatan amalku. Sungguh aku tidak melakukan berbagai kebaikan ini.”

Kemudian Allah berkata kepadanya, “Sesungguhnya si fulan menggunjingmu maka kebaikan-kebaikannya diberikan kepadamu.”

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيراً مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضاً أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتاً فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ

Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain.

Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang. (Al-Hujurat 12)


Masihkah kita akan bergosip, mengghibah atau menggunjing tentang kejelekan orang lain?

Selamat menjalankan ibadah-ibadah dimalam ke 25 Ramadhan ini.
Semoga Allah subhanahu wata'ala menerima amal ibadah kita
Aamiin

Sering kali saya mengingatkan diri, dengan postingan seperti ini semoga bermanfaat juga untuk saudaraku yang lain.mari kita berusaha jauhi...

The Well of Usman (Sumur Usman bin Affan)

Di Madinah, tidak terlalu jauh dari Masjid Nabawi, ada sebuah properti sebidang tanah dengan sumur yang tidak pernah kering sepanjang tahun. Sumur itu dikenal dengan nama: Sumur Ruma (The Well of Ruma) karena dimiliki seorang Yahudi bernama Ruma.


Sang Yahudi menjual air kepada penduduk Madinah dan setiap hari orang antri untuk membeli airnya. Diwaktu-waktu tertentu sang Yahudi menaikkan seenaknya harga airnya dan rakyat Medinah pun terpaksa harus tetap membelinya. Karena hanya sumur inilah yang tidak pernah kering.

Melihat kenyataan ini, Rasulullah berkata: "Kalau ada yang bisa membeli sumur ini, balasannya adalah Surga".

Seorang Sahabat Nabi bernama Usman bin Affan mendekati sang Yahudi. Usman menawarkan untuk membeli sumurnya. Tentu saja Ruma sang Yahudi menolak. Ini adalah bisnisnya dan ia mendapat banyak uang dari bisnisnya.

Tetapi Usman bukan hanya pebisnis sukses yang kaya raya, tetapi ia juga negosiator ulung. Ia bilang kepada Ruma: "Aku akan membeli setengah dari sumurmu dengan harga yang pantas, jadi kita bergantian menjual air, hari ini kamu, besok saya".

Melalui negosiasi yang sangat ketat, akhirnya sang Yahudi mau menjual sumurnya senilai 1 juta Dirham dan memberikan hak pemasaran 50% kepada Usman bin Affan.

Apa yang terjadi setelahnya membuat sang Yahudi merasa keki.

Ternyata Usman menggratiskan air tersebut kepada semua penduduk Madinah. Pendudukpun mengambil air sepuas puasnya sehingga hari keesokannya mereka tidak perlu lagi membeli air dari Ruma sang Yahudi.

Merasa kalah, sang Yahudi akhirnya menyerah, ia meminta sang Usman untuk membeli semua kepemilikan sumur dan tanahnya.

Tentu saja Usman harus membayar lagi seharga yang telah disepakati sebelumnya. Sampai sekarang di Madinah, sumur tersebut dikenal dengan nama "Sumur Usman", atau "The Well of Usman." Tanah luas sekitar sumur tersebut menjadi sebuah kebun kurma yang diberi air dari sumur Usman. Kebun kurma tersebut dikelola oleh badan wakaf pemerintah Saudi sampai hari ini. Kurmanya dieksport ke berbagai negara didunia, hasilnya diberikan untuk yatim piatu dan pendidikan.

Sebagian dikembangkan menjadi hotel dan proyek proyek lainnya, sebagian lagi dimasukkan kembali kepada sebuah rekening tertua didunia atas nama Usman bin Affan.

Hasil kelolaan kebun kurma dan grupnya yang disaat ini menghasilkan 50 juta Riyal pertahun. (Atau setara 200 Milyar pertahun).

Sang Yahudi tidak akan penah menang. Kenapa? Karena visinya terlalu dangkal. Ia hanya hidup untuk masa kini, masa ia ada di dunia. Sedangkan visi dari Usman Bin Affan adalah jauh kedepan. Ia berkorban untuk menolong manusia lain yang membutuhkan dan ia menatap sebuah visi besar yang bernama:

"Shadaqatun Jariyah, sedekah berkelanjutan". Sebuah shadaqah yang tidak pernah berhenti, bahkan pada saat manusia sudah mati.

Inilah cara memajukan Islam secara cerdas dan barokah dunia akherat. Bukan dg "memusuhi" Yahudi, tp "mengalahkan" dengan negosiasi dan cara yg terhormat.

Semoga menginspirasi kita semua.

Di Madinah, tidak terlalu jauh dari Masjid Nabawi, ada sebuah properti sebidang tanah dengan sumur yang tidak pernah kering sepanjang tahun....

Muhasabah Diri

~~~~~السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ ~~~~~
Waktu berlalu begitu halus.

Menipu kita yang terlena.
Belum sempat 'Berdzikir Pagi' tahu-tahu hari 'Sudah Menjelang Siang',
Belum sempat 'Bersedekah Pagi', tak terasa 'Matahari Sudah Meninggi'.

Rencana jam 9 mau 'Shalat Dhuha', tiba-tiba 'Adzan Dzuhur' sudah terdengar.
Kepinginnya setiap pagi membaca '1 Juz ayat-ayat Al-Qur'an', menambah hafalan 'Satu Hari Satu Ayat', tapi yaa itu 'Hanya Kepingin' saja.

Komitmen tidak akan melewatkan malam kecuali dengan 'Tahajud dan Witir', sekalipun hanya '3 Raka'at Singkat', namun semua itu 'Hanya Sebuah Rencana'.

Akan terus beginikah Nasib Hidup menghabiskan umur???
'Berhura-hura Dengan Usia'???

Lalu tiba-tiba masuklah Usia di angka 30Th, sebentar kemudian menjadi 40Th, tak lama terasa sudah menjadi 50, dan kemudian orang mulai memanggil kita dengan sebutan "Kek... Nek..." pertanda kita sudah tua dan cucu-cucu kita pun sudah di SD, SMP.

Lalu sambil Menunggu Ajal tiba, sejenak mengintip catatan amal yang kita ingat 'Pernah Berbuat Apa' ???

Astaghfirullah.
Ternyata Tak Seberapa
Sedekah dan infaq 'Cuma Sekedarnya'.
Mengajarkan ilmu tak pernah ada, Silaturrahmi Rusak Semua.
Apalagi Silaturrahmi kepada Sang Khaliq.

Jika sudah demikian, apakah ruh ini tidak akan melolong, meraung, menjerit menahan kesakitan disaat harus berpisah dari tubuh pada waktu Sakaratul Maut???

Tambahkan usiaku ya Allah,
aku Butuh Waktu untuk beramal dan berbekal sebelum Kau akhiri ajalku.

Belum cukupkah Menyia-Nyiakan waktu selama 30, 40, 50 atau 60 tahun???

Butuh Berapa Tahun lagikah untuk mengulang pagi, siang sore dan malam hari, butuh berapa minggu, bulan, dan tahun lagi agar bisa 'Mempersiapkan Diri' untuk *Siap Mati???

Tanpa kita pernah merasa kehilangan waktu dan kesempatan untuk menghasilkan pahala di setiap detiknya, maka 1000 tahunpun Tidak Akan Pernah Cukup bagi orang orang yang terlena.

Maka benar katamu wahai Rasul Allah:

نعمتان مغبون فيهما كثير من الناس : ألصحة والفراغ 
"Ada 2 nikmat yg membuat kebanyakan manusia lalai atau terperdaya olehnya, yaitu Sehat & Sempat."

Waktu berlalu begitu halus, tak terasa sekarang sudah tgl 24 ramadan 1438 h ,19 juni 2017
Yaa Rabb Jadikan sisa umur kami untuk ibadah PadaMU. Aamiin

~~~~~ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ ~~~~~ Waktu berlalu begitu halus. Menipu kita yang terlena. Belum semp...


Top